2. Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia
Bagaimana proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Kegiatan apa
saja yang mereka lakukan dalam perjalanan tersebut?
Perhatikan peta rute kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia di atas! Belanda
adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia. Selain Belanda, bangsa-bangsa
Barat yang datang ke Indonesia pada masa penjajahan adalah Portugis, Spanyol, dan
Inggris.
Bangsa-bangsa Barat yang ke Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
Dari Lisbon, Portugis pada tahun 1486 Bartolomeo Diaz melakukan pelayaran
pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India,
namun gagal. Perjalanan selanjutnya Portugis mencapai Malaka tahun 1511 di bawah
pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka, dan selanjutnya
memasuki wilayah Nusantara. Pada tahun 1512 bangsa Portugis telah berhasil
sampai di Maluku.
2) Ekspedisi Bangsa Inggris
Persekutuan dagang EIC (East Indian Company) sebagai gabungan dari
para pengusaha Inggris. Walaupun Inggris tiba di kepulauan Nusantara, namun
pengaruhnya tidak terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini disebabkan EIC
terdesak oleh Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India/ Asia Selatan dan Asia
Timur.
3) Kedatangan Bangsa Belanda di Jakarta
Jakarta merupakan pelabuhan penting di Pulau Jawa yang kemudian menjadi
markas VOC di Indonesia. Bagaimana proses kedatangan Belanda di Indonesia?
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman, memimpin ekspedisi ke Indonesia.
Pada tahun 1595 armada mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju
ke arah timur melewati Samudra Hindia. Tahun 1596 armada Houtman tiba di
Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi
lainnya. Banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di
antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan tidak sehat, maka pada tahun
1602 didirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie/Perserikatan Maskapai
Hindia Timur) merupakan merger (penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang
Belanda.
Kedatangan bangsa-bangsa barat di Indonesia menjadi ancaman kerajaan-kerajaan
di berbagai daerah di Indonesia. Karena itu sejak awal kedatangan bangsa-bangsa
Barat di Indonesia terjadi berbagai perlawanan dari kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Berikut ini merupakan contoh perlawanan kerajaan di Indonesia terhadap Spanyol
dan Portugis.
a. Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Kehadiran Portugis dan Spanyol di Maluku berhasil mengadu domba kerajaan
Ternate dan Tidore. Namun kemudian Tidore dan Ternate bersatu untuk mengusir
Portugis. Sultan Khaerun menyatukan rakyat dan mengobarkan perlawanan tahun
1565. Portugis terus terdesak oleh gempuran tentara kerajaan yang didukung rakyat.
Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Sultan Khaerun adalah
raja yang cinta damai, sehingga menerima ajakan Portugis.
Pada tahun 1570 bertempat di benteng Sao Paolo, terjadi perundingan Sultan
dengan Portugis. Pada awal perundingan, semua berjalan seperti sebuah pertemuan
pada umumnya yang hendak membicarakan suatu hal penting. Pada saat itu, Sultan
Khaerun tidak curiga sedikit pun. Ia merasa bahwa perdamaian jauh lebih baik.
Namun, pada saat perundingan berlangsung, tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis
menangkap Sultan Khaerun dan pada saat itu juga Sultan Khaerun dibunuh.
Kelicikan dan kejahatan perang Portugis tersebut kemudian menimbulkan
kemarahan rakyat Maluku. Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun) dengan gagah
melanjutkan perjuangan dengan memimpin perlawanan. Pada saat bersamaan,
Ternate dan Tidore bersatu dan melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya
pada tahun 1575,Portugis berhasil diusir dari Ternate. Portugis melarikan diri dan
menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari Ambon
dan kemudian bangsa Portugis melarikan diri ke Timor Timur (Tinor Leste).
b. Perlawanan Aceh
Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore perlawanan masyarakat
Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di pulau Sumatra?
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh
telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah
memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu wilayah
Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun 1629
Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan Aceh ini
belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih tetap berdiri
sebagai kerajaan yang merdeka.
Selain kedua contoh di atas, kamu dapat menemukan berbagai perlawanan
kerajaan-kerajaan di Indonesia terhadap bangsa-bangsa Barat. Misalnya Kerajaan
Demak pernah melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Bahkan seorang
raja perempuan dari Jepara bernama Ratu Kalinyamat juga pernah mengirimkan
pasukan untuk mengusir Portugis dari Malaka. Kedua upaya ini gagal, karena jarak
yang jauh dan persenjataan yang terbatas.
Bagaimana proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Kegiatan apa
saja yang mereka lakukan dalam perjalanan tersebut?
Perhatikan peta rute kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia di atas! Belanda
adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia. Selain Belanda, bangsa-bangsa
Barat yang datang ke Indonesia pada masa penjajahan adalah Portugis, Spanyol, dan
Inggris.
Bangsa-bangsa Barat yang ke Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
Dari Lisbon, Portugis pada tahun 1486 Bartolomeo Diaz melakukan pelayaran
pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India,
namun gagal. Perjalanan selanjutnya Portugis mencapai Malaka tahun 1511 di bawah
pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka, dan selanjutnya
memasuki wilayah Nusantara. Pada tahun 1512 bangsa Portugis telah berhasil
sampai di Maluku.
2) Ekspedisi Bangsa Inggris
Persekutuan dagang EIC (East Indian Company) sebagai gabungan dari
para pengusaha Inggris. Walaupun Inggris tiba di kepulauan Nusantara, namun
pengaruhnya tidak terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini disebabkan EIC
terdesak oleh Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India/ Asia Selatan dan Asia
Timur.
3) Kedatangan Bangsa Belanda di Jakarta
Jakarta merupakan pelabuhan penting di Pulau Jawa yang kemudian menjadi
markas VOC di Indonesia. Bagaimana proses kedatangan Belanda di Indonesia?
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman, memimpin ekspedisi ke Indonesia.
Pada tahun 1595 armada mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju
ke arah timur melewati Samudra Hindia. Tahun 1596 armada Houtman tiba di
Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi
lainnya. Banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di
antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan tidak sehat, maka pada tahun
1602 didirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie/Perserikatan Maskapai
Hindia Timur) merupakan merger (penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang
Belanda.
Kedatangan bangsa-bangsa barat di Indonesia menjadi ancaman kerajaan-kerajaan
di berbagai daerah di Indonesia. Karena itu sejak awal kedatangan bangsa-bangsa
Barat di Indonesia terjadi berbagai perlawanan dari kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Berikut ini merupakan contoh perlawanan kerajaan di Indonesia terhadap Spanyol
dan Portugis.
a. Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Kehadiran Portugis dan Spanyol di Maluku berhasil mengadu domba kerajaan
Ternate dan Tidore. Namun kemudian Tidore dan Ternate bersatu untuk mengusir
Portugis. Sultan Khaerun menyatukan rakyat dan mengobarkan perlawanan tahun
1565. Portugis terus terdesak oleh gempuran tentara kerajaan yang didukung rakyat.
Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Khaerun. Sultan Khaerun adalah
raja yang cinta damai, sehingga menerima ajakan Portugis.
Pada tahun 1570 bertempat di benteng Sao Paolo, terjadi perundingan Sultan
dengan Portugis. Pada awal perundingan, semua berjalan seperti sebuah pertemuan
pada umumnya yang hendak membicarakan suatu hal penting. Pada saat itu, Sultan
Khaerun tidak curiga sedikit pun. Ia merasa bahwa perdamaian jauh lebih baik.
Namun, pada saat perundingan berlangsung, tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis
menangkap Sultan Khaerun dan pada saat itu juga Sultan Khaerun dibunuh.
Kelicikan dan kejahatan perang Portugis tersebut kemudian menimbulkan
kemarahan rakyat Maluku. Sultan Baabullah (putera Sultan Khaerun) dengan gagah
melanjutkan perjuangan dengan memimpin perlawanan. Pada saat bersamaan,
Ternate dan Tidore bersatu dan melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya
pada tahun 1575,Portugis berhasil diusir dari Ternate. Portugis melarikan diri dan
menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari Ambon
dan kemudian bangsa Portugis melarikan diri ke Timor Timur (Tinor Leste).
b. Perlawanan Aceh
Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore perlawanan masyarakat
Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di pulau Sumatra?
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639) armada kekuatan Aceh
telah disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah
memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu wilayah
Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun 1629
Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan Aceh ini
belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih tetap berdiri
sebagai kerajaan yang merdeka.
Selain kedua contoh di atas, kamu dapat menemukan berbagai perlawanan
kerajaan-kerajaan di Indonesia terhadap bangsa-bangsa Barat. Misalnya Kerajaan
Demak pernah melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka. Bahkan seorang
raja perempuan dari Jepara bernama Ratu Kalinyamat juga pernah mengirimkan
pasukan untuk mengusir Portugis dari Malaka. Kedua upaya ini gagal, karena jarak
yang jauh dan persenjataan yang terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar